Pengajar: Dr. Haryatmoko, Rocky Gerung dan Ikhaputri Widianti, M.Si
Tema: Analisis Wacana Kritis
Pengantar Studi KAFFE 5:
Analisis Wacana Kritis memahami bahasa dalam penggunaannya. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, namun juga instrumen kekuasaan serta sarana menerapkan strategi kekuasaan. Melalui bahasa, orang memroduksi makna dalam kehidupan sosial. Mengapa diperlukan analisis kritis terhadap penggunaan bahasa?
Pertama, penggunaan bahasa cenderung tidak transparan, banyak wacana tidak langsung mengungkapkan maksud tulus pewicara atau penulis, tapi sarat dengan retorika, manipulasi dan penyesatan. Maka sikap kritis perlu untuk mempertanyakan dan mencurigai adanya kepentingan atau ideologi di balik bahasa.
Kedua, fenomena yang sama, menurut Fairclough, bisa saja dideskripsikan dengan beragam cara, ada variasi laporan atau cerita, bisa harafiah, fiktif, representatif atau virtual. Berbagai cara mendeskripsikan realitas itu menyiratkan adanya kepentingan, maksud dan tujuan tertentu, maka butuh ketajaman dalam penafsirannya.
Ketiga, bahasa digunakan untuk berbagai fungsi yang konsekuensinya bisa sangat beragam. Kemampuan memahami fungsi bahasa itu membuat lebih jeli dalam memperhitungkan konsekuensinya sehingga mampu meningkatkan efektivitas komunikasi dan strategi wacana
Keempat, bahasa dikonstruksi karena disusun mengikuti kaidah-kaidah tata bahasanya untuk menghasilkan makna; penggunaan perbendaharaan kata, istilah atau metafora sudah mengarah ke makna tertentu; tata bahasa mengatur penggunaan kata kerja, tema, modalitas, keterpaduan kalimat; dan struktur teks mencerminkan logika argumen untuk pembenaran.
Dengan demikian Analisis Wacana Kritis berfungsi mendemistifikasi ideologi yang dibekukan dalam bahasa. Analisis kritis semacam ini membantu membongkar ketidakberesan sosial: diskriminasi, penindasan, ketidakadilan gender atau pembatasan kebebasan yang beroperasi melalui bahasa, simbol dan representasi. Setelah mencairkan ideologi di balik bahasa Analisis Wacana Kritis berusaha memberi pemecahannya (Dr. Haryatmoko).
Jadwal, Pembahasan dan Pengampu Kuliah :
Kamis, 6 April 2017, Pkl. 18.30-21.00
|
Metode Analisis Wacana Kritis Fairclough |
Dr. Haryatmoko |
Jumat, 7 April 2017, Pkl. 18.30-21.00
|
Analisis Wacana Kritis dalam Politik |
Rocky Gerung |
Kamis, 20 April 2017, Pkl. 18.30-21.00
|
Metode Analisis Wacana Kritis Van Dijk dan Penerapan |
Dr. Haryatmoko |
Jumat, 21 April 2017, Pkl. 18.30-21.00 |
Analisis Wacana Kritis dan Feminisme |
Ikhaputri Widiantini, M.Si |
Biaya Studi
Anggota SJP : Rp 350.000
Umum : Rp 400.000
Mahasiswa S1 : Rp 150.000
Pembayaran
Transfer ke rekening:
Atas Nama : Yayasan Jurnal Perempuan
No Rekening : 127-00-2507969-8
Bank : Mandiri
*) Peserta yang tidak bisa hadir secara langsung pada kelas KAFFE 5 ini, tetap bisa mengikuti kelas KAFFE 5 ini secara daring/online secara real-time.
**) - Jumlah maksimal peserta in-class/tatap muka langsung KAFFE-5 adalah 28 orang dan peserta kelas Online KAFFE-5 adalah 50 orang.